Bisa Basi

Perkuat Struktur Permodalan, IIF Rilis Surat Berharga Perpetual Rp 335 Miliar

Jakarta, bisabasi.id – Indonesia Infrastruktur Finance (IIF) berhasil menerbitkan Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance tahun 2023 dengan nilai emisi sebesar Rp 335 miliar. Penerbitan surat berharga ini merupakan instrumen tematik yang diterbitkan dengan  tujuan untuk memperkuat struktur modal perusahaan.

Surat Berharga yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan, sebuah terobosan baru yang ada di Pasar Modal Indonesia, dimana instrumen tersebut menjadi yang pertama menggunakan mekanisme penawaran umum di Indonesia. Surat Berharga tersebut juga merupakan instrumen pertama yang mengimplementasikan aturan POJK 11/2018 perihal Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk kepada Pemodal Profesional.

Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah mengatakan bahwa tingkat imbal bagi hasil yang ditetapkan tergolong kompetitif agar dapat menarik minat dan partisipasi publik. Hal tersebut merupakan upaya perusahaan dalam melibatkan partisipasi masyarakat untuk mendukung pertumbuhan proyek infrastruktur yang berkelanjutan di Indonesia.

“Kupon Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 sebesar 6,45% untuk tenor 370 hari; 6,70% untuk tenor 3 tahun dan 6,80% untuk tenor 5 tahun serta imbal bagi hasil Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 sebesar 8,25% per tahun yang kami berikan tergolong kompetitif”, ungkap Reynaldi usai Seremoni Pencatatan Perdana Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan – Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 di Gedung BEI, Jakarta. (15/1).

Dirinya juga mengungkapkan bahwa IIF turut serta meramaikan keberagaman instrumen investasi di Pasar Modal Indonesia.

“Dengan penerbitan dua instrumen ini, kami sangat bergembira bisa turut serta berpartisipasi dalam memperkaya keberagaman instrumen di Pasar Modal Indonesia, khususnya melalui Bursa Efek Indonesia. Serta turut meningkatkan jumlah instrumen berbasis keberlanjutan atau apa yang sering dikenal dengan Green Instruments” tutup Reynaldi.

Sementara, Pefindo selaku lembaga pemeringkat independen memberikan peringkat idAAA (triple A, stable outlook) untuk Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 serta peringkat idAA (double A, stable outlook) untuk Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 atau dua tingkat di bawah peringkat korporasi (idAAA), yang mencerminkan posisi Surat Berharga Perpetual yang lebih junior, sesuai dengan klasifikasinya sebagai komponen modal inti tambahan dan memiliki karakteristik penangguhan pembayaran imbal bagi hasil.

Share:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top