Bisa Basi

Terancam Delisting, BEI Beri Penjelasan Nasib Saham BATA

Jakarta, bisabasi.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini masih menunggu tanggapan dari manajemen PT Sepatu Bata Tbk (BATA) terkait dengan penutupan pabrik di Purwakarta, Jawa Barat dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh perseroan akibat mengalami kerugian selama 4 tahun berturut – turut.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, pihaknya telah melakukan komunikasi secara intens terhadap manajemen BATA untuk meminta penjelasan secara komprehensif terkait penutupan operasional pabrik tersebut. Bahkan, Nyoman menegaskan agar perusahaan bisa segera menyampaikan informasi tersebut secara cepat.

“Intinya, kami komunikasi intens dengan mereka (BATA) termasuk dengar pendapat yang dilakukan. Mohon ditunggu. Karena mereka sedang menyusun tanggapan dari BEI ke publik. Tentu menjadi going concern sudah dilakukan dan mohon ditunggu”, jelas Nyoman saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta. (8/5).

Nyoman menekankan, BEI masih melihat perkembangan terkait penutupan pabrik dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh perseroan. Bukan tidak mungkin jika dari kasus penutupan tersebut dapat menganggu going concern perusahaan, BATA akan terdepak dari papan perdagangan BEI alias Delisting.

juga tidak menutup kemungkinan jika kerugian yang terus dialami oleh BATA dan GCG perseroan terganggu akibat hal tersebut maka perusahaan masuk ke dalam pipeline bursa untuk di delisting.

“Kita lihat perkembangannya dulu, jangan langsung delisting”, pungkasnya.

Manajemen BATA Tutup Operasional Pabrik di Purwakarta

Seperti diketahui, manajemen PT Sepatu Bata Tbk (BATA) secara resmi telah menutup seluruh operasional pabrik sepatunya yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat per 30 April 2024. Hal tersebut dikarenakan perusahaan mengalami kerugian selama 4 tahun berturut -turut. Akibat dari tutupnya pabrik tersebut, perseroan juga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada seluruh karyawannya.

Corporate Secretary PT Sepatu Bata Tbk Hatta Tutoko menuturkan, perseroan telah melakukan berbagai upaya namun sayangnya kerugian dan tantangan industri akibat pandemi hingga perubahan perilaku konsumen yang sangat cepat sehingga tidak bisa dibendung.

Bahkan, kapasitas produksi di pabrik tersebut jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan secara berkelanjutan dari pemasok lokal di dalam negeri.

“Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta karena, permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik tersebut terus mengalami penurunan”, tutur Hatta dalam keterbukaan informasi BEI, Sabtu (4/5).

Sementara, jika melihat laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2023, emiten yang memproduksi sepatu dan sendal ini mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 190,28 miliar. Angka tersebut mengalami pembengkakan sebesar 80 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 105,91 miliar.

Adapun penyebab kerugian tersebut dikarenakan utang jangka pendek yang ikut membengkak sebesar 50 persen dari total pendapatan. Sementara, liabilitas jangka pendek perusahaan tercatat sebesar Rp 389,56 miliar dan untuk liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp 64,82 miliar.

Baca berita lainnya disini

Share:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top