Jakarta, Bisabasi.id – Pada tanggal 23 September 2024, PT Metrodata Electronics Tbk. (MTDL) dan FPT IS Company Limited (FPT) secara resmi menandatangani perjanjian kerja sama untuk mendirikan joint venture PT FPT Metrodata Indonesia (FMI).
Bergabungnya kedua perusahaan besar ini sebagai bentuk strategi ambisius dalam menangkap peluang pasar baru, dengan fokus pada investasi dalam R&D, pengembangan kekayaan intelektual, dan layanan profesional kelas atas.
Indonesia, salah satu ekonomi digital yang tumbuh paling cepat di Asia Tenggara, diperkirakan akan menjadi ekonomi digital terbesar di kawasan ini pada tahun 2030.
Menurut laporan e-Conomy SEA 2023, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai $360 miliar pada tahun 2030, naik dari $110 miliar pada tahun 2025.
Seiring perkembangan lanskap digital di negara ini, Indonesia juga siap untuk peluang Manajemen Keamanan Siber dan transformasi Kecerdasan Buatan (AI).
Secara khusus, pada fase awal, FMI akan fokus pada pengembangan layanan keamanan siber, diikuti dengan layanan AI dan layanan cloud GPU, serta pengembangan perangkat lunak. Perusahaan patungan ini bertujuan untuk menjadi perusahaan terkemuka yang memimpin layanan keamanan siber dan transformasi AI di Indonesia, dengan target run-rate bisnis sebesar $100 juta dalam lima tahun ke depan.
Peluang Pasar Keamanan Siber sebagai Layanan di Indonesia
Kepercayaan adalah landasan dari setiap ekonomi, dan dalam dunia digital, keamanan siber memainkan peran penting dalam memastikan kepercayaan di antara para pelaku pasar. Menurut laporan Frost & Sullivan, pasar keamanan siber sebagai layanan di Indonesia diperkirakan akan mencapai sekitar USD 125 juta pada tahun 2024, dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sekitar 20%.
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh insiden keamanan siber nasional baru-baru ini, kekurangan sumber daya dan bakat, serta peraturan pemerintah baru, khususnya terkait penegakan undang-undang perlindungan data pribadi yang akan berlaku pada tahun 2024. FMI berada dalam posisi yang baik untuk menangkap permintaan yang terus berkembang ini sambil membantu perusahaan membangun kepercayaan yang mereka butuhkan untuk berkembang dalam ekonomi digital.
Tran Dang Hoa, Chairman dari FPT IS, menyatakan, “FPT telah menginvestasikan sumber daya yang signifikan untuk memposisikan produk dan layanan kami guna menangkap peluang transformasi AI di pasar global. Kami telah mendapatkan kepercayaan dari pelanggan di seluruh dunia dan mencapai pendapatan ekspor perangkat lunak sebesar $1 miliar dari pasar internasional.
Saat ini, FPT telah mengidentifikasi AI sebagai strategi pengembangan utamanya. Usaha patungan ini akan menciptakan peluang dan keuntungan bagi kami untuk mewujudkan strategi ini. Kami berkomitmen untuk berinvestasi bersama demi memastikan bahwa FMI akan memimpin pasar Keamanan Siber & transformasi AI, sekaligus memberikan nilai berdasarkan kekuatan teknologi kepada bisnis di Vietnam dan Indonesia”.
Sebagai pemain IT terbesar di Indonesia, Metrodata membawa wawasan pasar lokal yang mendalam, sementara FPT, perusahaan global terdepan dalam transformasi digital, memberikan keahlian yang luas dalam pengembangan perangkat lunak, keamanan siber, dan kecerdasan buatan. Bersama-sama, mereka akan mendorong inovasi dan mengembangkan produk serta layanan properti intelektual yang canggih yang dirancang khusus untuk Indonesia.
Susanto Djaja, Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk dalam siaran pers (23/9) menambahkan, “Metrodata akan merayakan ulang tahun yang ke-50 pada tahun 2025. Ini adalah aspirasi dan komitmen kami untuk merayakan 50 tahun kesuksesan lainnya. Kami sangat berhasil dalam memimpin bisnis dan adopsi transformasi digital di Indonesia. Keamanan siber kini menjadi kebutuhan, bukan sekadar pelengkap. Kerja sama usaha patungan dengan FPT membuka kemungkinan baru, mengakselerasi, dan memperkuat kepemimpinan Metrodata dalam mendorong transformasi AI di Indonesia”.
Mendorong Adopsi AI untuk Mempercepat Kepemimpinan Indonesia dalam Ekonomi Digital Asia Tenggara
IMF memprediksi bahwa “AI akan mempengaruhi hampir 40% pekerjaan di seluruh dunia, menggantikan beberapa dan melengkapi yang lain.” Pada pernyataan positifnya, Oliver Wyman memperkirakan bahwa “Generative AI dapat menambah hingga 20% pada PDB global pada tahun 2030 dan menghemat 300 miliar jam kerja setiap tahun.”
Pasar Indonesia mengadopsi teknologi AI dengan tingkat yang positif, dengan banyak pelanggan perusahaan yang mengakui bagaimana memanfaatkan AI untuk keunggulan kompetitif.
Tantangan berikutnya adalah membantu perusahaan-perusahaan ini dan lainnya mengadopsi AI untuk berbagai kasus penggunaan yang lebih luas. Ini menghadirkan peluang signifikan bagi FMI untuk menyediakan layanan konsultasi dan solusi AI SaaS, memungkinkan adopsi AI yang hemat biaya dan tepat waktu untuk membantu bisnis membedakan diri mereka.