Jakarta, bisabasi.id – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis jumlah investor saham syariah di Indonesia di akhir tahun 2024 bisa mencapai 1 juta orang investor. Dimana per November 2023, BEI mencatat jumlah investor saham syariah hanya sekitar 130 ribu investor.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik secara blak-blakan menjelaskan penyebab masih rendahnya jumlah investor saham syariah dibandingkan dengan investor saham konvensional dikarenakan proses untuk pembukaan rekening dana nasabah (RDN) yang sulit.
Selain itu, akses pembukaan rekening saham syariah juga tidak sebanyak dengan saham konvensional dimana pembukaan rekening saham syariah hanya dilayani oleh 18 anggota bursa, sedangkan untuk pembukaan rekening saham konvensional sudah mencapai 90 anggota bursa.
“Tentu selama ini proses pembukaan rekening efek syariah itu kan tidak semudah proses pembbuhakan rekening efek konvensional,” ujarnya saat ditemui di gedung BEI Jakarta, Selasa (9/1).
Jeffrey menambahkan, dengan bertambahnyai AB yang menyediakan Sistem Online Trading Syariah (SOTS) dapat mendorong jumlah investor saham syariah di Indonesia. Sehingga, target investor saham syariah yangs ebanyak 1 juta orang dapat tercapai, apalagi saat ini ekosistem nasabah di BSI sebanyak 19 juta. Ditambah, galeri investasi saham syariah BEI sudah mencapai lebih dari 100 komunitas.
“Dengan adanya inisiatif yang dilakukan Mandri Sekuritas dan BSI ini calon investor syariah membuka rekening bisa melalui aplikasi dari online oleh mansek dan bisa langsung terbuka RDNnya nya secara online juga di BSI,” tambahnya.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK tahun 2022 menunjukkan tingkat literasi keuangan pasar modal Indonesia adalah sebesar 4% dan inklusi 5,19%. Sementara literasi keuangan syariah Indonesia sebesar 9,14%, dibandingkan dengan literasi keuangan konvensional yang mencapai 49,6%.