Jakarta, bisabasi.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) merespon positif terkait dengan rencana Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah yang sudah diperbolehkan untuk dapat menggalang dana lewat pasar modal melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO).
Sesuai ketentuan POJK no 7 Tahun 2024 tentang Bank Perekonomian Rakyat dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah yang baru diterbitkan tgl 25 April 2024, BPR dan BPRS yang dapat melakukan penawaran umum perdana saham melalui pasar modal Indonesia wajib memiliki persyaratan antara lain modal inti minimum Rp80 miliar dan penilaian tata kelola dengan predikat paling rendah peringkat 2, penilaian profil risiko paling rendah peringkat 2, dan tingkat kesehatan paling rendah PK-2 keseluruhnya dinilai dalam 2 (dua) periode terakhir.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan bahwa, minat BPR dan BPRS untuk menjajaki opsi pendanaan melalui Pasar Modal positif. Hal ini tercermin dari kebutuhan yang disampaikan kepada kami dari BPR/BPRS di seluruh Indonesia untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang diperlukan dalam rangka persiapan IPO dalam beberapa bulan terakhir cukup banyak.
“Namun demikian, dikarenakan peraturan IPO untuk BPR dan BPRS ini masih relative baru dapat kami informasikan bahwa saat ini belum terdapat permohonan pencatatan dari BPR dan BPRS yang disampaikan kepada BEI”, ujarnya dalam keterangan tertulisnya. (21/5).
Nyoman menambahkan, jika melihat data BEI per 17 Mei 2024 telah tercatat 24 Perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp3.88 Triliun. Sementara untuk pipeline yang ada, terdapat 38 perusahaan yang sedang antre untuk dapat IPO.
“6 Perusahaan aset skala kecil, 24 Perusahaan aset skala menengah, dan 8 Perusahaan aset skala besar”, tambahnya.
Sedangkan hingga saat ini, telah diterbitkan 37 emisi dari 27 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp39.9 Triliun. Kemudian untuk Rights Issue, per tanggal 17 May 2024 telah terdapat 8 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp24.17 Triliun.