Jakarta, bisabasi.id – Bursa Efek Indonesia menegaskan hingga saat ini sudah mengantongi 2 perusahaan lighthouse company untuk bisa segera mencatatkan saham perdananya melalui mekanisme initial public offering atau IPO. Meski demikian, BEI masih belum mau menjelaskan secara detail identitas kedua perusahaan tersebut.
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, BEI secara aktif terus melakukan sosialisasi dan edukasi ke berbagai daerah di Indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi, kemudian dengan lembaga pemerintahan seperti Ditjen Pajak untuk menjelaskan manfaat dan resiko menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya menurut Nyoman, saat ini di dalam pipeline sudah ada 2 perusahaan lighthouse company yang ingin menggalang dana di pasar modal.
“2 perusahaan Lighthouse Company ini nantinya akan merepresentasikan dari sisi size, kemudian dari sisi kapitalisasi pasar atau market cap”, jelas Nyoman dalam Konfrensi Pers di Gedung BEI, Jakarta. (26/6).
Nyoman melanjutkan, hingga 21 Juni 2024 terdapat 35 perusahaan yang tengah antre untuk menggalang dana melalui mekanisme IPO. Dari 35 perusahaan tersebut, 8 perusahaan diantaranya memiliki aset dalam skala besar yakni Rp 250 miliar.
“Dalam pipeline, perusahaan yang ingin IPO didominasi oleh sektor Consumer Non Cyclicals sekitar 33,3%, kemudian sektor Industrials 12%, dan Consumer Cyclicals sebesar 9,1% dan Basic Materials sebesar 6,1%”, imbuhnya.
Adapun hingga 21 Juni 2024 telah terdapat 25 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun sebesar Rp 3,95 triliun. Sedangkan, sedikitnya ada 47 emisi dari 31 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 50,3 triliun. Sementara, untuk Right Issue terdapat 10 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan right issue dengan total nilai Rp 30,71 triliun.
Baca berita lainnya disini