Jakarta, bisabasi.id – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai saat ini masih melakukan pemeriksaan terhadap emiten milik Prajogo Pangestu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Diketahui, saham milik Prajogo tersebut mengalami peningkatan yang sangat signifikan sehingga imbasnya disuspensi oleh BEI. Suspensi tersebut merupakan yang keempat kali sejak emiten batu bara itu melantai kurang dari setahun.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Manullang menjelaskan bahwa, BEI masih melakukan pemeriksaan terhadap saham CUAN. Bahkan, dirinya belum bisa menjelaskan secara mendalam hasil dari pemeriksaan tersebut.
“Pemeriksaannya sedang berlangsung. Kami belum mendapatkan kesimpulan,” kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Manullang kepada wartawan, Rabu (10/1).
Kristian menekankan, jika terdapat indikasi manupulasi maka akan dikoordinasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kalau ada temuan indikasi manipulasi, akan kami koordinasikan dengan OJK. Laporan yang kami sampaikan akan diperiksa lebih dalam oleh OJK untuk membuktikan indikasi manipulasi yang kami laporkan atas saham tertentu,” lanjutnya.
Beberapa saham milik konglomerat Prajogo Pangestu seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menyentuh ke batas auto rejection bawah (ARB). Sementara total transaksi saham BREN mencapai Rp 416 miliar. PT Barito Renewables Energy merupakan salah satu emiten yang listing di tahun lalu dengan kenaikan tertinggi secara persentase dan mengalami kenaikan valuasi paling besar. Sehingga, emiten BREN berhasil melewati nilai kapitalisasi saham BBCA walaupun hanya cuma sebentar.
Kenaikan fantastis saham BREN juga ikut membuat harta sang pemilik naik signifikan dan menobatkan Prajogo Pengestu sebagai orang paling kaya di Indonesia.
Penurunan saham BREN diikuti oleh saham-saham lainnya dalam portofolio Prajogo, termasuk Chandra Asri Petrochemical (TPIA) dan Barito Pasific (BRPT). Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) memimpin koreksi saham Prajogo pada sesi I hari ini, yakni ambruk 15,64% ke posisi Rp 4.450/unit.