Bisa Basi

Intip Rencana Bisnis Grup Adaro Milik Garibaldi “Boy” Thohir di 2024

Jakarta, bisabasi.id – PT Adaro Energy Tbk (IDX:ADRO) telah menyiapkan sejumlah rencana bisnis untuk dapat mulai dijalankan pada tahun 2024. Bahkan, perseroan meyakini Pemilihan Umum (Pemilu) tidak akan mempengaruhi kinerja usaha dan proyek yang sedang dikerjakan oleh perseroan.

Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Hendri Tan mengatakan bahwa pelaksanaan Pemilu pada 2024 tidak akan mempengaruhi kinerja usaha perseroan. Pasalnya, proyek – proyek tersebut dibangun untuk dapat memberikan keuntungan dalam jangka panjang yakni lebih dari lima tahun.

“Tujuan kita adalah untuk memakmurkan Indonesia, jadi seharusnya (kinerja kita) tidak tergantung pada siapa pemerintahnya. Dan kita semua berharap ya, siapa pun pemerintah nantinya, juga mendukung kepentingan dalam negeri,” kata Hendri dalam Media Gathering, di Jakarta. (14/12).

Sementara itu, Presiden Direktur Adaro Power Dharma Djojonegoro mengatakan, perseroan bakal fokus pada penyelesaian proyek-proyek kelistrikan yang sedang berjalan. Adaro Power juga berencana menjual listrik ke negara tetangga dan tengah menggarap proyek pembangkit listrik tenaga bayu di Kalimantan Selatan serta pembangkit listrik tenaga air di Kalimantan Utara.

“Kita juga sedang membangun 1,3 gigawatt pembangkit listrik tenaga air di Kalimantan Utara,” tambahnya.

Pada 2023, Adaro menargetkan produksi batu bara thermal sebesar 62-64 juta ton, dan hingga September 2023, Adaro telah memproduksi 50,37 juta ton, naik 12% dari produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Meskipun volume penjualan ADRO tumbuh 11% menjadi 49,12 juta ton, pendapatan turun 16% karena penurunan 25% pada harga jual rata-rata (ASP). Pendapatan usaha ADRO mencapai US$ 4,98 miliar (Rp 77,7 triliun) pada Januari-September 2023, turun 16% dari periode yang sama tahun lalu.

Adaro Energy (ADRO) mencatatkan laba usaha sebesar US$ 1,61 miliar, turun 48% dari periode sebelumnya. Meskipun laba periode berjalan turun menjadi US$ 1,37 miliar, manajemen ADRO menganggap model bisnis terintegrasi mereka tetap berkinerja baik di tengah tekanan biaya dan penurunan harga.

Menurut manajemen Adaro, royalti kepada pemerintah naik 33% menjadi US$ 1,17 miliar dari US$ 882 juta, sementara beban pajak penghasilan turun 71% menjadi US$ 332 juta dari US$ 1,16 miliar.

Perusahaan milik Boy Thohir ini pun memproyeksikan produksi batu bara jenis metalurgic coal sebesar 6 juta ton di tahun 2024, dimana angka tersebut sudah melebihi proyeksi produksi 4,3 juta ton pada 2023. Sementara, untuk produksi batu bara thermal diproyeksikan akan flat di kisaran 62 hingga 64 juta ton.

Share:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top