Jakarta, bisabasi.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan pihaknya telah menerima banyak kritik terkait dengan kebijakan yang telah dikeluarkan yakni papan pemantauan khusus atau full call auction (FCA). Meski demikian, BEI menampung seluruh kritik yang dikirimkan dan pihaknya saat ini tengah menunggu masukan dari seluruh stakeholder agar kebijakan tersebut dapat bisa diterima dengan baik.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, BEI selalu melakukan review dan open mind untuk feedback setiap kebijakan yang telah dikeluarkan untuk kepentingan para stakeholder. Nyoman meminta agar publik menunggu hasil keputusan review yang telah dilakukan.
“Namun tentunya setiap kajian atau setiap review yang kita (BEI) lakukan akan membutuhkan waktu untuk meyakinkan hal hal apa saja yang perlu kita lakukan perubahan”, katanya di Gedung BEI, Jakarta. (10/6).
Nyoman menambahkan, dirinya belum dapat menyampaikan secara terbuka terkait berapa lama waktu yang dilakukan oleh BEI untuk mereview kebijakan full call auction tersebut. Pasalnya, saat ini BEI tengah menunggu masukan dari seluruh stakeholder untuk kemudian pihaknya dapat melakukan analisa hal apa yang membuat market menjadi lebih baik ke depannya.
“Harapan kita di investor, terutama yang kita lihat harapannya kita mendapatkan pemahaman yang lebih konprehensif untuk menentukan hal – hal apa saja yang dapat kita lakukan kita pertimbangkan untuk jadikan pasar yang lebih baik lagi”, pungkas Nyoman.
Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI Jeffry Hendrik menegaskan tujuan dibuatnya kebijakan FCA tersebut bukan untuk menghindari volatilitas harga saham tertentu, karena hal tersebut merupakan mekanisme dari perdagangan efek yang terjadi. Bahkan, saham – saham yang masuk di continuous action juga bisa mengalami peningkatan.
“Jadi bukan itu. Jadi jangan kita persempit tujuannya. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada para investor untuk melihat secara lebih jelas atau salam-salam yang punya karakteristik risiko berbeda dengan yang lain”, tutupnya.