Bisa Basi

Pasca IPO, NEST Tancap Gas Ekspor ke Amerika Serikat

Jakarta, bisabasi.id – PT Esta Indonesia Tbk (NEST) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia dengan melepas sebanyak-banyaknya 822,5 juta lembar saham kepada publik atau mencapai 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan kisaran harga yang dimulai dari Rp 160 sampai Rp 200. Dalam aksi korporasi kali ini perseroan menunjuk KGI Sekuritas Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek Perseroan.

Manajemen NEST menargetkan perolehan dana dari IPO ini sebesar Rp 164,5 miliar. Dana tersebut nantinya, akan digunakan perusahaan sekitar 7,47% untuk belanja modal berupa pembelian 6 Rumah Burung Walet (RBW) yang berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah. Lalu, 18,67% akan digunakan Perseroan untuk penyetoran modal kepada Entitas Anak yang selanjutnya akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan sebagai kantor operasional dan pabrik Entitas Anak, dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung pertumbuhan Perseroan dimana modal kerja digunakan diantaranya untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembelian alat dan bahan pendukung kegiatan operasional, serta untuk membiayai kegiatan operasional.

Direktur Utama PT Esta Indonesia Tbk Hoo Anton Siswanto menuturkan, pasca IPO perseroan berencana untuk masuk ke pasar Amerika Serikat. Hal tersebut lantaran, pelemahan ekonomi di Tiongkok sudah mulai dirasakan. Sebab, mayoritas ekspor yang dilakukan perseroan adalah ke Tiongkok.

“Kita akan mengejar pasar lain selain China, Amerika. Udah masuk ke Amerika, dan Australia sudah jualan disana,” tutur Hoo dalam Seremoni Pencatatan Saham Perdana di BEI, Jakarta. (8/8).

NEST Bakal Sasar Pasar Retail di Indonesia

Lebih lanjut Hoo Anton menambahkan, ke depannya NEST juga akan berencana untuk mengembangkan penjualan ke pasar retail di Indonesia. Ia melihat, potensi penjualan burung sarang walet di dalam negeri sangat besar dan ini akan dimanfaatkan oleh perseroan.

“Indonesia akan mengembangkan, sarang burung ini pasarnya untuk kalangan minoritas. Contohnya di Bali, dimana turisnya banyak. Dan perseroan mempunyai sister company untuk menjual produk,” imbuhnya.

Sementara itu, di dunia ada dua negara yang berperan penting dalam industri sarang burung walet yaitu pertama, Indonesia sebagai produsen bahan baku yang menguasai lebih dari 75% produksi sarang burung walet dunia yang memiliki kekuatan sangat besar. Kedua, Tiongkok merupakan konsumen terbesar di dunia, dimana sekitar 80% produksi dunia diserap oleh Tiongkok.

“Perseroan merupakan eksportir sarang burung walet pertama (pioneer) yang dapat mengirim sarang burung langsung ke Tiongkok. Saat ini Perseroan merupakan salah satu eksportir terbesar yang melakukan ekspor langsung ke Tiongkok. Selain negara tujuan ekspor Tiongkok, Perseroan juga melakukan ekspor ke negara lainnya seperti Hongkong, Singapura, Jepang, Australia dan Amerika Serikat,” pungkas Hoo Anton.

Perseroan memiliki hubungan baik dengan pelanggan-pelanggan di Tiongkok, salah satunya Xiamen Yan Palace Bird’s Nest Industry Co., Ltd (Yan Palace). Yan Palace adalah perusahaan terbuka yang menjadi market leader dan importir terbesar produk sarang burung walet di Tiongkok saat ini yang juga merupakan pelanggan utama Perseroan.

Share:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top