Jakarta, bisabasi.id -PT Maja Agung Latexindo Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi sarung tangan latex menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Dalam aksi korporasi ini, perseroan menawarkan sebanyak 1,26 miliar saham atau 20,00% dari total modal ditempatkan dan disetor.
Perseroan telah menetapkan harga penawaran awal atau bookbuilding sebesar Rp160-Rp170 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp202,70 miliar hingga Rp215,36 miliar.
Nantinya, dana dari hasil IPO tersebut sebesar 49,45 persen akan dialokasikan sebagai belanja modal atau capital expenditure (capex) yang mana 20,26 persen akan digunakan untuk pengembangan bangunan gudang, pabrik dan kantor. Kemudian sekitar 24,55 persen akan digunakan perseroan untuk penambahan dan remodifikasi mesin produksi seperti mesin former, fasilitas penunjang produksi dan pengolahan, jalur olahan, fasilitas air bersih dan mesin chiller.
“Adapun pengembangan dimaksud dilakukan pada bangunan di atas lahan milik perseroan. Rencana periode pengembangan bangunan yaitu pada akhir tahun 2023 sampai dengan akhir tahun 2024,” demikian dikutip dari prospektus, Senin (13/11).
Adapun, pembelian mesin-mesin baru akan dilakukan dengan sistem beli-putus sesuai dengan harga yang berlaku pada saat pembelian. Perseroan masih dalam tahap mencari calon vendor yang dapat memenuhi spesifikasi mesin ataupun bagian-bagian dari mesin sesuai dengan kebutuhan perseroan, sehingga belum terdapat penawaran atau perjanjian dengan calon vendor atau pihak ketiga manapun. Selanjutnya, sehubungan dengan remodifikasi mesin-mesin, perseroan akan melakukan remodifikasi sendiri oleh tenaga kerja internalnya.
Lalu, sekitar 3,11% akan digunakan untuk pembangunan fasilitas pengelolaan limbah perseroan. Serta, sekitar 1,53% akan digunakan sebagai untuk pengembangan software penunjang operasional perseroan. Pengembangan software tersebut akan dilakukan dengan membeli software dengan pihak penyedia software dan akan dilakukan dengan sistem beli putus dengan harga yang berlaku pada saat pembelian.
Selanjutnya, sekitar 50,55% akan digunakan sebagai modal kerja atau operational expenditure (opex). Dengan rincian, sekitar 9,61% akan digunakan untuk penambahan daya listrik di area pabrik perseroan. Sisanya sekitar 40,49% akan digunakan untuk modal kerja perseroan, namun tidak terbatas pada biaya pemasaran dan pembelian persediaan bahan baku dan bahan penunjang guna mendukung kegiatan usaha perseroan.
“Sehubungan dengan modal kerja untuk biaya pemasaran dan pembelian persediaan bahan baku dan bahan penunjang, perseroan telah memiliki perjanjian jual beli untuk bahan baku dengan pihak terafiliasinya,” lanjut prospektus.
Dalam keterangan di website E-IPO Bursa Efek Indonesia, PT Maja Agung Latexindo Tbk dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 November 2023 mendatang dengan kode SURI. Sementara, tanggal efektif diperkirakan akan didapat pada 22 November 2023.
Kemudian, tanggal penjatahan dan distribusi secara elektronik akan berlangsung pada 27 dan 28 November 2023. Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.