Jakarta, bisabasi.id – PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan untuk penerbitan baru surat utang 2025 diperkirakan akan berkisar Rp 139,29 – Rp 155,43 triliun, dengan titik tengah pada Rp 143,91 triliun.
Pefindo menilai, terdapat beberapa faktor yang membuat permintaan akan penerbitan baru surat utang di tahun 2025 mendatang sangat signifikan diantaranya yakni, kebutuhan refinancing yang diperkirakan masih tinggi. Kedua, adanya aktivitas sektor riil diperkirakan relatif menguat. Dan terakhir, suku bunga acuan yang lebih rendah.
Direktur Utama Pefindo Irmawati Amran menyebutkan, meskipun penerbitan surat utang di tahun depan diprediksi akan meningkat. Namun masih terdapat faktor risiko yang bakal mempengaruhi penerbitan surat utang.
“Potensi fluktuasi nilai tukar yang bisa saja terjadi seiring dengan kemungkinan pelonggaran moneter di negara maju (utamanya AS) yang lebih lambat akibat ekonomi yang masih kuat,” ucap Irmawati. (12/12).
Irmawati menambahkan, realisasi penerbitan surat utang Korporasi tertekan saat supply Obligasi Pemerintah tinggi. Hal ini, menimbulkan dampak terhadap pasar surat utang korporasi dan berisiko menimbulkan crowding out jika sisi permintaan tidak dapat menyerap dan mengimbangi tambahan pasokan.
“Risiko crowding out muncul ketika dana yang tersedia bagi pasar surat utang korporasi terbatas akibat persaingannya dengan instrumen yang relatif “risk-free” dari pemerintah,” tambahnya.
Berdasarkan data Pefindo hingga November 2024, jumlah penerbitan surat utang baru mengalami pertumbuhan 7,94% menjadi Rp 130,18 triliun. Sementara itu, untuk jatuh tempo mencapai Rp 132,22 triliun.