Jakarta, bisabasi.id – Emiten pelayaran, PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL) tetap optimis dan melihat peluang serta prospek ke depan. Oleh karena itu, Perseroan berencana untuk menambah jumlah kapal baik di domestik maupun di Internasional.
“Ini (penambahan armada) sangat diharapkan untuk dapat direalisasikan. Namun, sehubungan dengan supply-demand kapal tanker yang ketat dan harga sewa yang meningkat, faktor-faktor ini juga menyebabkan tingginya harga kapal tanker. Industri kapal tanker merupakan industri yang padat modal sehingga setiap investasi mesti dilakukan dengan hati-hati dan penuh perhitungan, untuk jangka waktu yang lebih panjang,” kata Corporate Secretary BULL, Krisnanto Tedjaprawira, dalam keterangannya, yang dikutip, Senin (4/12/2023).
Sehubungan dengan harapan Perseroan untuk dapat menambah jumlah kapal, Perseroan akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja (crew kapal/pelaut) ke depannya. Saat ini, hampir seluruh kapal Perseroan ber-bendera Indonesia, sehingga dibutuhkan crew kapal/pelaut berkebangsaan Indonesia untuk dapat berlayar ke perairan Internasional. Saat ini, Perseroan mengelola 18 kapal yang terdiri dari Kapal Tanker Minyak, Kapal Tanker Gas, Kapal FSO (Floating Storage and Offloading) dan Kapal FPSO (Floating Production Storage and Offloading).
“Perseroan memiliki rencana untuk mengakuisisi kapal dalam waktu dekat, bahkan pada saat ini Perseroan sedang melakukan negosiasi pembelian, Namun dikarenakan sudah mau akhir tahun, di mana dari sisi pendanaan prosesnya juga mulai melambat dan menunda hingga awal tahun depan, diharapkan pada kuartal 1 tahun 2024 sudah ada realisasi,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama Direktur BULL, Vicky Ganda Saputra menambahkan, Perseroan tentunya akan mencari peluang yang dapat memberikan nilai tambah untuk Perseroan dan stakeholder, tidak hanya mempertimbangkan peluang, namun Perseroan juga harus mempertimbangkan resources yang dimiliki. “Perseroan tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke peluang-peluang yang cukup prospektif, namun tetap menerapkan prinsip kehati-hatian, agar pengembangan bisnis yang dilakukan tetap terukur,” ucapnya.
Mengenai ton miles dari Perseroan, apakah tidak mengurangi HPP (Harga Pokok Produksi)?, Krisnanto Tedjaprawira mengaku, ton miles merupakan indikasi seberapa jauh minyak atau komoditas yang diangkut oleh kapal tanker. Apabila dari sisi ton miles meningkat, maka untuk setiap minyak yang dihasilkan harus diangkut lebih jauh.
“Korelasinya dengan HPP atau yang dalam pelayaran disebut Direct Cost, hal tersebut akan meningkatkan Voyage Cost, karena semakin minyak tersebut jauh diangkut, maka dibutuhkan bahan bakar yang lebih banyak, sehingga HPP akan meningkat juga. Namun, peningkatan dari biaya bahan bakar tersebut juga diimbangi dengan peningkatan di tarif sewanya yang juga meningkat karena hal tersebut berkorelasi langsung,” tutupnya.