Jakarta, bisabasi.id – Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar secara blak-blakan menyampaikan di sepanjang tahun 2023 kapitalisasi pasar modal di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan Product Domestic Bruto (PDB).
Mahendra menuturkan, OJK mencatat kapitalisasi pasar modal juga meningkat 22,9 persen dari Rp 9,499 triliun di 2022 menjadi Rp 11,674 triliun. Namun, nilai kapitalisasi pasar modal baru 46 persen dari PDB. Angka tersebut jika dibandingkan dengan negara di ASEAN yang market cap nya sudah mencapai 100 persen dari PDB, Indonesia masih tertinggal.
OJK pun tidak tinggal diam untuk dapat meningkatkan kapitalisasi pasar modal di Indonesia. Bahkan, sejumlah strategi telah disiapkan untuk dapat meningkatkan nilai kapitalisasi pasar tersebut.
“Untuk memaksimalkan potensi domestik yang luar biasa itu, OJK terus berupaya meningkatkan integritas, kredibilitas, dan good governance pada seluruh ekosistem pelaku pasar modal Indonesia”, katanya. (2/1).
Mahendra menambahkan, selain kapitalisasi pasar modal yang masih rendah dari PDB di Indonesia. Perolehan investor baru juga dinilai masih rendah dari jumlah penduduk produktif di Indonesia.
“Begitu juga jumlah investor (SID) kita yang baru mencapai 6,4 persen dari penduduk usia produktif di Indonesia”, imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Iman Rachman mengklaim meningkatnya kapitalisasi pasar modal Indonesia ditopang dari perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI. Hal tersebut terbukti dari 4 perusahaan yang IPO di Bursa Efek Indonesia di tahun 2023.
“Mudah-mudahan tahun ini banyak yang IPO besar, sehingga dapat menolong market cap pasar modal. Kita harapkan di pipeline, ada perusahaan besar yang IPO di tahun 2024”, tutupnya.