Bisa Basi

IHSG Anjlok Selama Dua Pekan, BEI Jelaskan Faktor Penyebabnya

Jakarta, bisabasi.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi sekitar 1 persen sepanjang dua minggu terakhir yakni dari 18 Maret hingga 2 April 2024.

Sejalan dengan hal tersebut, terjadi arus keluar modal asing (net sell) dalam dua minggu terakhir, yakni  sebesar Rp5,26 triliun. Meskipun demikian, secara umum, pasar saham RI masih mencatatkan net buy sebesar Rp22,99 triliun dari awal tahun.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menjelaskan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan IHSG dan net sell dalam beberapa waktu belakangan ini, antara lain sidang Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil pemilu yang semakin memanas

“Akan tetapi, hingga saat ini kandidat calon presiden dan wakil presiden Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud masih menggugat kepada MK terkait tudingan politisasi bansos dan APBN yang dilakukan menjelang pemilu 2024. MK pun setuju untuk memanggil empat menteri kabinet Jokowi, yaitu Menko Perekonomian RI, Menkeu RI, Menko PMK RI, dan Mensos RI”, imbuhnya melalui keterangan tertulis. (4/4).

Faktor selanjutnya menurut Irvan yakni OJK resmi mengakhiri kebijakan stimulus restrukturisasi kredit perbankan terdampak Covid-19 pada 31 Maret 2024.

“Berakhirnya kebijakan ini sejalan dengan pencabutan status pandemi Covid-19 oleh pemerintah pada Juni 2023. Hal ini juga didukung oleh aktivitas ekonomi masyarakat yang terus meningkat dengan terkendalinya inflasi dan tumbuhnya investasi”, pungkasnya.

Ketiga, masa pembagian dividen perusahaan tercatat yang disertai oleh repatriasi dividen. Cum date atau hari terakhir pembelian saham beberapa Perusahaan tercatat besar, terutama pada sektor perbankan, jatuh pada bulan Maret 2024, antara lain: BBRI (13 Maret), BBNI (14 Maret), BMRI (19 Maret), dan BBCA (22 Maret). Hingga 26 Maret 2024, keempat bank tersebut merupakan 4 perusahaan yang mengalami net buy asing tertinggi sepanjang 2024. Namun, keempat Perusahaan tersebut mengalami penurunan harga yang cukup signifikan pada hari Senin (1/4) ketika IHSG mengalami tekanan lebih dari 2% (dtd), yakni BBRI (-2,07%), BBNI (-4,24%), BMRI (-4,83%), dan BBCA (-2,23%). Pembagian dividen juga diiringi dengan masa repatriasi dividen dari dalam negeri kepada investor asing yang memegang saham dalam negeri. Hal ini turut menjadi faktor pelemahan rupiah.

Keempat, Aktivitas transaksi yang cenderung menurun menjelang periode libur panjang. Tren aktivitas transaksi cenderung menurun khususnya mendekati Libur Lebaran. Hal ini dikarenakan adanya peniadaan aktivitas transaksi sejak 8 April – 15 April 2024.

Selanjutnya, Technical correction. Aksi koreksi yang terjadi setelah akumulasi kenaikan berturut-turut (reli) yang sempat mendorong IHSG sebelumnya hingga mencetak all time high pada 14-Mar (7.433,32).

Keenam, mengenai data inflasi yang mengalami kenaikan. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Maret mencapai 3,05% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,75% (yoy). Kenaikan inflasi bulan Maret 2024 salah satunya didorong oleh inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Faktor yang terakhir yaitu, Mata uang Rupiah mengalami tekanan yang cukup signifikan sepanjang 2024. Rupiah berdasarkan kurs JISDOR mengalami depresiasi sebesar 3,11% dari akhir 2023 hingga 2 April 2024. Adapun tekanan Rupiah terhadap USD juga dialami oleh mata uang negara-negara lainnya. Dollar index (DXY) tercatat mengalami kenaikan sebesar 3,44% per 2 April 2024 (YTD).

Pelemahan Rupiah terhadap USD dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tren penguatan dolar AS yang dipengaruhi oleh data-data ekonomi AS yang tetap solid di tengah inflasi yang masih tinggi, sehingga kebijakan suku bunga AS diprediksi masih akan ditahan tinggi untuk sementara waktu eskalasi ketegangan geopolitik dan volatilitas yang mendorong penguatan dolar AS sebagai salah satu safe haven, masa repatriasi dividen dari dalam negeri.

Share:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top