Jakarta, bisabasi.id – Kinerja positif ditunjukkan BUMN dengan mencatat kenaikan deviden bagi negara di tahun 2024. Jika di tahun 2023, deviden BUMN yang disetor ke negara mencapai kisaran Rp81,2 triliun, kini di tahun 2024 angkanya naik menjadi Rp85,5 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir juga turut mengapresiasi kinerja positif BUMN yang mampu meningkatkan setoran pendapatan pada negara. Namun, Erick menegaskan, performa ini bisa semakin baik seiring dengan sejumlah upaya transformasi yang terus dilakukan BUMN.
“Terima kasih atas kinerja yang positif yang selama ini telah ditorehkan oleh BUMN-BUMN. Tapi, saya yakin bahwa performa ini bisa semakin baik seiring dengan semangat BUMN untuk memaksimalkan potensi yang telah ada sekaligus mengeksplorasi peluang baru. Jadi, kuncinya tak hanya memanfaatkan sumber pendapatan yang telah eksis, tetapi juga mengeksplorasi dan berinovasi untuk membuka potensi pendapatan baru,” ujar Erick dalam keterangannya. (25/11).
Menurut Erick, kenaikan dividen ini menjadi suntikan positif bagi pemerintahan era Prabowo Subianto yang ingin menaikkan pemasukan negara di berbagai sektor.
“Kenaikan dividen ini juga membuktikan konsistensi peningkatan kinerja bisnis BUMN yang semakin baik, terutama pasca pandemi Covid-19,” pungkasnya.
Target Dividen BUMN Tahun 2025
Mantan pemilik klub Inter Milan ini melanjutkan, untuk target dividen tahun 2025 yang telah diputuskan oleh Pemerintah dan DPR RI sebesar Rp90 Triliun. Pihaknya pun optimistis, target tersebut bisa terealisasi dengan melihat fundamental kinerja keuangan perusahaan BUMN yang positif hingga November 2024.
“Kementerian BUMN optimistis dapat mencapai target tersebut jika memperhatikan kinerja BUMN sampai dengan November 2024 yang terus mencatat angka positif,” tutupnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode BBRI menjadi perusahaan BUMN yang terbesar dalam menyetor dividennya ke negara sebesar Rp 25,7 triliun. Kemudian, Bank Mandiri berhasil menyetor dividennya sebesar Rp 17,1 triliun, Mind ID sebesar Rp 11,2 triliun, Pertamina sebesar Rp 9,3 triliun dan Telkom sebesar Rp 9,2 triliun.