Jakarta, bisabasi.id – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (Mirae Asset) optimistis pertumbuhan jumlah investor ritel pasar saham Indonesia akan melampaui 7,5 juta orang pada akhir tahun ini. Keyakinan ini didukung oleh maraknya inklusi investasi pasar modal yang didorong oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi.
Prisa Ngadianto, Head of Retail Business Support Mirae Asset, meyakini target tersebut dapat tercapai seiring dengan kompetisi berkelanjutan antar perusahaan efek serta upaya edukasi literasi investasi pasar modal yang semakin aktif.
“Investor ritel pasar saham (di luar investor reksa dana dan obligasi) tercatat tumbuh signifikan dari 1,7 juta pada 2020 menjadi 4,38 juta per akhir 2024. Secara konservatif, kami memprediksi jumlahnya pada tahun ini dapat tumbuh hingga 7,5 juta investor atau bertambah lebih dari 1 juta investor baru,” ujar Prisa dalam acara Media Day: May 2025 by Mirae Asset, Kamis (15/5/2025).
Menurut Prisa, dua faktor utama yang mendorong pertumbuhan jumlah investor dan nasabah pasar saham aktif adalah kompetisi trading saham yang semakin menarik serta berbagai kegiatan promosi yang mampu memicu minat investasi dan transaksi dari para pelaku pasar modal, terutama yang diselenggarakan oleh perusahaan efek.
Di sisi lain, Prisa menambahkan bahwa suplai emiten yang lebih berkualitas dan kegiatan edukasi inklusif yang aktif dari masing-masing perusahaan efek akan semakin meningkatkan laju pertumbuhan jumlah investor pasar saham dan pasar modal secara keseluruhan.
“Kami di Mirae Asset berkomitmen untuk terus mengedukasi dan mendorong literasi investasi baik secara offline, online, konvensional, maupun melalui media sosial,” tegasnya.
Leo Nara Wirendra, Head of Marketing Mirae Asset, menambahkan bahwa Mirae Asset merupakan salah satu perusahaan efek yang sangat aktif dalam kegiatan edukasi dan menjadi pelopor kompetisi trading saham yang secara signifikan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah investor pasar modal dan investor aktif di pasar saham.
“Dengan DNA Mirae Asset yang terus berinovasi, kompetisi trading saham HOTS Championship yang telah berjalan selama 5 tahun menjadi salah satu acuan penting di pasar modal, sehingga mampu memicu pertumbuhan jumlah investor ritel sekaligus investor yang aktif di pasar saham,” tutur Leo.

Pada kesempatan yang sama, Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset, memberikan pandangannya terkait strategi investasi. Ia menyarankan agar investor dan trader pasar saham memanfaatkan momentum trading, terutama dengan memperhatikan kinerja emiten pada kuartal I-2025.
“Koreksi pasar masih mungkin terjadi namun diperkirakan terbatas, seiring dengan sentimen positif dari kesepakatan dalam Perang Dagang. Potensi penguatan pasar saham juga mulai terbatas dengan adanya potensi aksi profit taking, sehingga strategi trading yang disarankan adalah memanfaatkan momentum trading dan melakukan pembelian saat harga saham melemah (buy on weakness) untuk emiten dengan kinerja kuartal I-2025 yang baik,” tuturnya.
Martha mencatat setidaknya ada 13 saham dengan kinerja kuartal pertama tahun ini yang positif, dengan pilihan utama jatuh pada CPIN, ANTM, ARTO, RALS, dan DKFT.
Investor Retail di Pasar Modal Tumbuh Signifikan

Data dari otoritas bursa menunjukkan tren pertumbuhan positif jumlah total investor pasar modal dalam rentang 2020-2024, yaitu 3,88 juta, 7,49 juta, 10,31 juta, 12,17 juta, dan 14,87 juta, dengan tingkat pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) sebesar 30,82%.
Secara spesifik, jumlah investor ritel pasar saham (berdasarkan rekening C-BEST IDX) pada periode yang sama juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat, yaitu 1,7 juta, 3,45 juta, 4,44 juta, 5,26 juta, dan 6,38 juta, menghasilkan CAGR sebesar 30,36%. Sementara itu, jumlah investor pasar saham aktif tercatat 750.000, 1,68 juta, 1,72 juta, 1,52 juta, dan 1,67 juta, dengan CAGR sebesar 17,33%.