Jakarta, bisabasi.id – PT Impack Pratama Industri (IMPC) membukukan Pendapatan Semester I 2024 senilai Rp1,43 triliun dan pencapaian Laba Bersih senilai Rp267 miliar. Sementara itu, Perseroan tetap mampu mencetak pertumbuhan Pendapatan 2Q24 sebesar 6,8% year-over-year menjadi Rp690 miliar, serta mendongkrak Laba Bersih 2Q24 menjadi Rp118 miliar atau setara pertumbuhan 28,6% year-over-year.
Sementara itu, IMPC juga berhasil membukukan pertumbuhan EBITDA yang konsisten disepanjang Semester I-2024 senilai Rp420 miliar, naik 10,3% (YoY) dari periode yang sama tahun 2023 senilai Rp380 miliar. Margin EBITDA juga naik dari 27,4% menjadi 29,3%.
Rasio EBITDA terhadap Beban Bunga Perseroan mengalami peningkatan dari 23,6x di 1H23 menjadi 26,9x di 1H24. Sementara terjadi peningkatan pada rasio Utang terhadap EBITDA Perseroan dari 1,5x di 1H23 menjadi 2,8x yang sebagian besar ditimbulkan dari pendanaan akuisisi.
Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Utama PT Impack Pratama Industri Tbk Haryanto Tjiptodihardjo menuturkan bahwa menyambut Semester II-2024, ia menilai tantangan terbesar yang dihadapi Perseroan adalah penurunan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dan daya beli konsumen.
“Daya beli konsumen adalah faktor yang tidak dapat kami kendalikan. Namun Impack senantiasa melakukan diversifikasi produk melalui produk inovatif dengan harga yang terjangkau,” tuturnya. (1/8).
Menurut Haryanto pada kuartal II 2024, Perseroan mencatatkan Laba Bersih sebesar Rp118 miliar, meningkat 28,6% dari Laba Bersih 2Q23 senilai Rp92 miliar.
“Sejalan dengan kenaikan Margin Laba Kotor, Margin Laba Bersih Perseroan 1H24 meningkat dari tahun lalu yang senilai 15,3% menjadi 18,6%,” pungkasnya.
Akhir bulan Juni lalu, Perseroan telah menuntaskan akuisisi terhadap Mulford Holdings Pty Ltd. Melalui akuisisi ini, Perseroan diperkirakan akan mengantongi penambahan Pendapatan sebesar Rp400 miliar untuk tahun fiskal ini.
“Manajemen Perseroan berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi operasional Mulford Holdings untuk lima tahun ke depan. Melalui sinergi yang diraih, perseroan juga meyakini untuk dapat meningkatkan pertumbuhan laba bersih Perseroan hingga lima tahun ke depan, sekaligus devisa ekspor ke Australia dan New Zealand,” tutupnya.