Jakarta, bisabasi.id – Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan kerja ke fasilitas smelter tembaga milik PT Amman Mineral Industri entitas anak usaha PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman menjelaskan bahwa, kunjungan kali ini DPR ingin melihat kemajuan proyek smelter tembaga milik AMMN. Dan terbukti dalam kunjungan tersebut, perseroan berkomitmen dalam investasinya dengan membangun smelter yang saat ini sudah memasuki tahap komisioning. Sehingga, diharapkan dapat mendorong gairah investasi dalam segi hilirisasi.
“Saya punya keyakinan yang sangat luar biasa dengan terbangunnya smelter Amman ini terhadap masa depan industri pertambangan di Indonesia karena akan mendorong gairah investasi dalam segi hilirisasi,” jelas Maman.
Progres Pembangunan Smelter Tambang AMMN Mencapai 95,5%
Sementara itu, menurut Presiden Direktur Amman Mineral Industri Rachmat Makkasau mengatakan, kemajuan smelter tembaga ini telah mencapai 95,5% dari hasil verifikasi per 31 Mei 2024. Hasil ini menandakan bahwa telah tercapainya penyelesaian konstruksi fisik dan mekanis. Sementara 4,5% sisanya merupakan tahapan komisioning yang saat ini tengah berjalan.
“Progres smelter tembaga ini berjalan sesuai dengan rencana. Adapun, tahap komisioning sudah dimulai sejak 1 Juni lalu, dan kami telah menerima Sertifikat Kesiapan Komisioning dari verifikator independent yang menandakan smelter tersebut telah memenuhi seluruh persyaratan untuk komisioning yang aman,” sambungnya.
Tahap komisioning sendiri telah dijadwalkan berlangsung selama 4-5 bulan. Di mana, dalam tahapan ini, tungku smelter mulai dipanaskan dan konsentrat tembaga akan mulai dimasukan ke smelter.
“Produksi katoda tembaga pertama yang menanakan dimulainya operasional smelter pada kuartal IV-2024,” tutup Rachmat.
Sebelumnya, komisioning infrastruktur pendukung juga telah dilakukan sejak kuartal pertama di tahun 2024 seperti, fasilitas penyediaan air bersih Desalination and Demineralization (DDW) dan fasilitas suplai oksigen dan gas nitrogen Air Separation Unit.
“Sementara, sejumlah ratusan karyawan perseroan juga telah selesai menjalani pelatihan secara ekstensif di Tiongkok selama lima bulan untuk memastikan karyawannya mampu mengoperasikan smelter dan memprduksi katoda tembaga beserta produk sampingannya,” imbuhnya.