Jakarta, bisabasi.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui kondisi pasar saham yang terjadi saat ini disebabkan oleh tensi geopolitik global yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG ambruk 2,15% ke posisi 7.130,27. Selang 12 menit setelah dibuka, IHSG berhasil memangkas koreksinya sedikit menjadi anjlok 2,06% menjadi 7.136,796.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, pergerakan indeks di pasar saham akan bergerak sesuai dengan kondisi yang ada saat ini. Sebab, perkembangan kondisi terkini juga turut mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi.
“Geopolitical tension yang saat ini juga terjadi, itu juga dapat berimpack,” ujarnya saat ditemui di gedung BEI Jakarta, Selasa (16/4).
Namun, hal yang umum yang terjadi adalah faktor geopolitical tension. Sementara itu, IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas.
“Pasar akan bergerak sendiri sesuai dengan kondisi yang ada, teman-teman sekalian. Kan pasarnya bergerak dinamis. Saya tidak bisa menyatakan apakah ini mengpengaruhi”, imbuhnya.
Seperti diketahui, Iran meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel pada Sabtu malam (13/4/2024).Seperti diketahui, serangan drone pada Sabtu yang merupakan serangan langsung pertamanya terhadap wilayah Tel Aviv. Ini berisiko meningkatkan eskalasi regional karena Amerika Serikat (AS) berjanji memberikan dukungan “kuat” kepada Israel.
Serangan Iran ini adalah balasan setelah Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus Suriah, awal April. Sebanyak 11 orang tewas termasuk tiga jenderal Garda Revolusi Iran (IRGC) di antaranya Mohammed Reza Zahedi dan Mohammad Hadi Haji Rahimi.
Serangan drone ini menjadi kekhawatiran besar pasar keuangan global. Pasar keuangan Indonesia yang baru buka pada hari ini pun dipastikan akan memperhitungkan dampak dari serangan drone Iran ke Israel.
Pasalnya, konflik bisa meluas jika Israel dan sekutunya menyerang balik.Serangan tersebut juga membuat kawasan Timur Tengah semakin panas setelah perang Israel vs Hamas meletus pada awal Oktober 2023.
Dampak serangan ini akan berimbas pada sejumlah hal seperti penerbangan, harga komoditas, hingga inflasi global.