Jakarta, bisabasi.id – Sejak diaktifkan kembali 48 tahun lalu, pasar modal Indonesia terus menunjukkan peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Tahun ini, kapitalisasi pasar saham mencatat rekor tertinggi, mencapai Rp13.701 triliun pada 29 Juli 2025.
Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) berada di posisi Rp13,56 triliun, dengan volume harian mencapai 22 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi 1,29 juta kali. Hingga 8 Agustus 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 6,41% year-to-date ke level 7.533,385 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp13.434 triliun.
Dari sisi global, pasar modal Indonesia kini berada di posisi ke-17 dunia dalam nilai kapitalisasi pasar, serta posisi kedua di ASEAN dari jumlah perusahaan tercatat.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyebut pencapaian ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap instrumen derivatif serta efektivitas strategi pengembangan pasar.
Tahun 2025 juga diwarnai sejumlah inovasi, seperti peresmian perdagangan karbon internasional (20 Januari), peluncuran Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA), SPPA Repo, dan Waran Terstruktur (Put Warrant). BEI juga memperluas underlying saham waran terstruktur, menyediakan infrastruktur liquidity provider, serta menambah underlying Single Stock Futures (SSF).
Dalam rangkaian HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia yang bertema “Mewujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat, dan Maju Bersama”, BEI secara resmi memberikan lisensi perdana Liquidity Provider Saham kepada PT Phintraco Sekuritas.
“Liquidity Provider Saham memiliki peran penting menjaga ketersediaan kuotasi beli-jual dan mengurangi bid-ask spread, terutama pada saham berlikuiditas rendah. Diharapkan ini meningkatkan minat investor dan aktivitas perdagangan,” ujar Iman di BEI, Senin (11/8/2025).
Lonjakan Jumlah Investor Pasar Modal
Berdasarkan data Single Investor Identification (SID) per 8 Agustus 2025, jumlah investor pasar modal mencapai 17,59 juta atau bertambah 2,7 juta investor dibanding tahun sebelumnya. Khusus investor saham, jumlahnya melonjak lebih dari 1 juta menjadi 7,5 juta.
Partisipasi investor ritel tetap signifikan, di tengah tingginya aktivitas investor institusi. Stabilitas kepercayaan ini ditopang oleh 21.513 kegiatan edukasi pasar modal yang digelar hingga Juli 2025.
Dengan capaian tersebut, pasar modal Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan positif dan potensi penguatan lebih lanjut di tengah tantangan global.