Bisa Basi

Weekly Investment Strategy!

Bisabasi.id – Jakarta. Dari luar negeri, kenaikan inflasi AS, solidnya data penjualan retail dan komentar Jerome Powell bahwa the Fed tidak perlu buru-buru memangkas suku bunga karena ekonomi US masih cenderung kuat membuat market US terkoreksi di penutupan perdagangan pekan ini. Penguatan agresif yield US10Y ke level 4.441% juga mengindikasikan bahwa optimisme pasar akan pemotongan suku bunga the fed di bulan Desember kian menurun. Market berekspektasi bahwa suku bunga The Fed akan tetap bertahan di level 4.50%-4.75%.

Sementara dari dalam negeri, IHSG dalam sepekan kemarin terkoreksi dan melemah cukup agresif sebesar -1.73% dan ditutup di level 7.161 pada penutupan perdagangan Jumat kemarin. Pelemahan pertumbuhan GDP Indonesia, penguatan dolar yang terjadi pasca kemenangan Trump dan penurunan bobot investasi Indonesia dari Morgan Stanley dari 2% ke level 1.5% disinyalir sebagai penyebab utama banyaknya outflow yang terjadi di market selama sepekan terakhir.
Market masih akan menunggu hasil rapat dewan gubernur BI minggu depan dimana market mengharapkan BI7DRR akan dipangkas 25 bps ke level 5.75% dari sebelumnya 6%. Meski demikian, pelemahan rupiah terhadap USD yang saat ini rupiah diperdagangkan disekitar level 15.902 disinyalir dapat menjadi salah satu pertimbangan BI untuk tetap menahan suku bunga di level 6%.


Adapun saham yang paling banyak dibeli asing selama sepekan : INDF (126.2 M), ITMG (45.1 M) dan TINS (42.4 M). Sementara saham yang paling banyak dijual asing selama sepekan : BBRI (-1.8T), BBCA (-1.2T) dan BMRI (785 M).

Secara teknikal menurut Daniel Agustinus Direktur dari PT Kanaka Hita Solvera, melihat pelemahan IHSG seharusnya sudah cukup terbatas dengan target koreksi ideal di level 7040-7070. Kemungkinan besar IHSG akan kembali mengalami rebound yang cukup kencang setelah level support ini tercapai.


Beberapa emiten juga sudah banyak yang cukup “murah” untuk investasi jangka panjang seperti bigbanks (BBCA, BMRI, BBRI, BBNI) dan beberapa saham consumer seperti ERAA dan MAPI. Sementara untuk trading atau jangka pendek, investor bisa mencermati saham-saham konglomerasi seperti grup bakrie (BUMI, BRMS, ENRG, DEWA) atau grup PP (PTRO dan BREN). Saham-saham ini mengindikasikan masih ada minat beli yang cukup besar meski sahamnya sudah naik cukup banyak sehingga bisa diperhatikan selama seminggu ke depan.

Share:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top