Jakarta, bisabasi.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menemui seorang filantropis sekaligus founder Hedge Fund terbesar di dunia yakni Ray Dalio. Pertemuan Luhut dengan Ray Dalio ini dilakukan di Bali, dan nantinya Luhut akan meminta masukan mengenai pembentukan Family Office di Indonesia.
Seperti yang diketahui, OceanX menjalankan misi eksplorasi dalam rangka pengumpulan data biodiversitas laut Indonesia hingga perlindungan dari bencana alam masa depan.
Selain itu, kehadiran Ray di Indonesia untuk menghadiri undangan sebagai pembicara di Indonesia Africa Forum (IAF) 2024 yang diselenggarakan pada 1-3 september di Bali.
“Ia akan membagikan pandangan tentang perubahan ekonomi global di masa depan. Ray juga aktif memberikan pandangannya tentang perkembangan ekonomi global di berbagai forum, dan menjadi penasehat bagi para pembuat kebijakan di berbagai negara, seperti UAE dan Saudi Arabia,” jelas Menko Luhut. (2/9).
Ia menambahkan bahwa, Ray memperkenalkan pandangan mengenai kebijakan family office. Hal ini diperlukan karena Ray Dalio dianggap telah memiliki pengalaman dalam membangun family office di Abu Dhabi dan Singapura. Selain itu, Menko Luhut juga berdiskusi soal kolaborasi global dan dedikasi pada pengetahuan terhadap peluang-peluang baru.
“Saya berharap dari diskusi dengannya kali ini, mampu memotivasi kami sebagai pemerintah untuk mengedepankan inovasi, hal itu demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tutup Menko Luhut.
Luhut Tengah Kaji Regulasi untuk Family Office di Indonesia
Diketahui sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menargetkan regulasi teknis terkait pembentukan family office di Indonesia akan rampung sebelum Oktober 2024.
Luhut menjelaskan, pemerintah tengah membahas sejumlah ketentuan terkait pembentukan family office di Indonesia. Beberapa aspek yang sedang dikaji di antaranya adalah minimal dana yang harus disimpan, kewajiban investasi, jumlah karyawan yang harus dipekerjakan, dan lain-lain.
Adapun, ia juga telah melakukan studi ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab dalam persiapan pemerintah Indonesia untuk membangun family office. Luhut menuturkan, kajian tersebut dilakukan dengan beberapa Kementerian/Lembaga terkait, seperti Kementerian Hukum dan HAM, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan lainnya.